Karya : J.A. SIHITE
Jakarta 17 Agustus 1966
BARUS,
DIKAU JAYA DIKALA DULU.
BANDARMU MASYHUR DI LIMA BENUA,
HABORUON DAN HAMINJON MENARI MENGGAPAI,
TANAHMU SUBUR PENUH MANNA DAN MADU,
MUTIARA LAUT DAN HUTAN BERSELOKA INDAH,
INSAN TERBUAI LELAP DIHEMBUS ANGIN SEPOI.
BARUS,
SEKARANG KAU TINGGAL SUNYI DAN GERSANG,
TANAHMU MENGIDAP LEPRA MENJIJIKKAN,
BADAN MU TINGGAL PUING-PUING SEBUAH DONGENG,
DIMANA KEJAYAANMU DAHULU ITU ?,
ATAUKAH ADA HUKUM MERAYAP MERASUK,
ATAU MASIH TERBUAI LELAP DIHEMBUS ANGIN SEPOI.
BARUS,
TIBA SAATNYA BANGUN BERTERIAK MEMEKIK,
TUBUHMU MENYIMPAN RAHASIA BUDAYA DAN ILHAM,
PUJANGGA DAN SENIMAN MERAYU MENJAMAH LEPRAMU,
PUING-PUING DONGENG AKAN TERUNGKAP SEINDAH DULU,
KAU SUMBER PENGAMATAN SEJARAH ABAD INI,
DIKAU JAYA DULU, KINI DAN ESOK.
(Sumber : Dokumen Yayasan Bumi Fansuri Jakarta)
Noot :
BARUS : SELURUH WILAYAH YANG DITUMBUHI HABORUON
HAMINJON : KEMENYAN
HABORUON : KAPUR BARUS
